Pada saat wawancara kerja, mungkin ada yang pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini : "mengapa resign dari perusahaan saat ini dan melamar ditempat kami?". Sebagian pelamar akan dengan mudahnya menjawab dengan jawaban "mencari tantangan baru!". Tapi tak jarang sebagian lainnya justru malah mengungkapkan hal-hal buruk tentang perusahaan tempat terakhirnya bekerja.
Kondisi seperti inilah yang saya hadapi dalam seminggu terakhir. Kebetulan ditempat kerja saya saat ini, saya mendapatkan mandat dari personalia (HRD, red) kantor pusat untuk merekrut staff administrasi keuangan. Proses seleksi interview pun saya jalankan terhadap beberapa kandidat pelamar yang masuk.
Sudah bisa ditebak,
Pertanyaan itupun kembali saya sisipkan dalam sesi interview terhadap beberapa pelamar : "mengapa resign dari perusahaan saat ini dan melamar ditempat kami?". Beberapa jawaban dari mereka sesuai prediksi saya. Mereka mengungkapkan hal-hal buruk dari tempat mereka bekerja saat ini ataupun sebelumnya. Yang diceritakannya tidak jauh dari seputar ketidakcocokannya dengan atasan, atau perihal atasan yang terlalu diktator, atau rekan kerjanya yang kurang support, atau beban kerja yang terlalu tinggi dan mulai ditambah-tambahankan diluar jobdesc yang tercantum di perjanjian kerja, sampai dengan mengeluh perihal ketidakjelasan prosedur kerja yang ada ditempat kerjanya.
Pelamar-pelamar seperti itu telah membuat bumerang untuk mereka sendiri. Secara tidak disadari mereka sudah mencatatkan poin minus untuk dirinya sendiri dimata pewawancara.
Kondisi seperti inilah yang saya hadapi dalam seminggu terakhir. Kebetulan ditempat kerja saya saat ini, saya mendapatkan mandat dari personalia (HRD, red) kantor pusat untuk merekrut staff administrasi keuangan. Proses seleksi interview pun saya jalankan terhadap beberapa kandidat pelamar yang masuk.
Sudah bisa ditebak,
Pertanyaan itupun kembali saya sisipkan dalam sesi interview terhadap beberapa pelamar : "mengapa resign dari perusahaan saat ini dan melamar ditempat kami?". Beberapa jawaban dari mereka sesuai prediksi saya. Mereka mengungkapkan hal-hal buruk dari tempat mereka bekerja saat ini ataupun sebelumnya. Yang diceritakannya tidak jauh dari seputar ketidakcocokannya dengan atasan, atau perihal atasan yang terlalu diktator, atau rekan kerjanya yang kurang support, atau beban kerja yang terlalu tinggi dan mulai ditambah-tambahankan diluar jobdesc yang tercantum di perjanjian kerja, sampai dengan mengeluh perihal ketidakjelasan prosedur kerja yang ada ditempat kerjanya.
Pelamar-pelamar seperti itu telah membuat bumerang untuk mereka sendiri. Secara tidak disadari mereka sudah mencatatkan poin minus untuk dirinya sendiri dimata pewawancara.
Dari sisi kita sebagai pewawancara, ketika mendapati kandidat dengan tipikal "suka mengeluh" adalah gambaran awal bahwa ini pertanda tidak baik untuk dilanjutkan. Sebagus apapun kualifikasinya, latar belakang pendidikannya, pengalaman kerjanya, tidak akan cukup membantu ketika jelas-jelas dia adalah seorang tukang mengeluh. Andaikan kita "paksakan" untuk diterima kerjapun, bukan tidak mungkin budaya kerja diperusahaan saya saat ini mungkin bisa menjadi bulan-bulanan untuk dijelek-jelekkan ketika dia nantinya sudah masuk dalam tim kerja ataupun pada saat dia resign dan pindah kerja ke tempat lain nantinya. Keluhan yang sama akan disampaikannya kepada pewawancara ditempat kerja barunya nanti. Ujung-ujungnya taruhannya adalah image perusahaan.
Poin pentingnya,
Ketika Anda menghadapi wawancara kerja, setiap ungkapan hal buruk ataupun keluhan yang disampaikan terkait pekerjaan sebelumnya hanya akan menjadi bumerang. Semakin banyak hal buruk anda ungkapkan, maka semakin berkurang poin Anda dimata pewawancara. Cobalah untuk mulai berbicara hal baik tentang diri Anda dan tentang perusahaan Anda sebelumnya.
Ketika Anda mengikuti proses wawancara disebuah perusahaan, fokuslah bahwa ini hanya merupakan bagian dari proses pengembangan karir. Jika Anda sudah memiliki tujuan dan target yang jelas, maka pastikan bahwa tujuan dan target itu haruslah baik. Dengan adanya tujuan dan target yang baik, maka kita hanya tinggal memilih jalurnya untuk mencapai ke arah sana, dengan cara yang baik pula tentunya...
Poin pentingnya,
Ketika Anda menghadapi wawancara kerja, setiap ungkapan hal buruk ataupun keluhan yang disampaikan terkait pekerjaan sebelumnya hanya akan menjadi bumerang. Semakin banyak hal buruk anda ungkapkan, maka semakin berkurang poin Anda dimata pewawancara. Cobalah untuk mulai berbicara hal baik tentang diri Anda dan tentang perusahaan Anda sebelumnya.
Ketika Anda mengikuti proses wawancara disebuah perusahaan, fokuslah bahwa ini hanya merupakan bagian dari proses pengembangan karir. Jika Anda sudah memiliki tujuan dan target yang jelas, maka pastikan bahwa tujuan dan target itu haruslah baik. Dengan adanya tujuan dan target yang baik, maka kita hanya tinggal memilih jalurnya untuk mencapai ke arah sana, dengan cara yang baik pula tentunya...
0 comments:
Post a Comment