aLamathuR.com - Ini adalah sepenggal cerita dari pengalaman dua bulan lalu, ketika di daerah kami terjadi kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilo. Ini bukan pertama kalinya terjadi. Selalu berulang, terutama ketika muncul isu adanya kenaikan harga karena subsidinya akan dicabut pemerintah. Kalau tidak salah saat itu juga ada isu elpiji 3 kilo mau naik harga menjadi 40 ribuan, padahal harga saat ini di tingkat eceran hanya dikisaran 17 - 22 ribuan.
Singkat kata, pada suatu akhir pekan saya ditemenin bapak keliling mencari tempat yang masih jual elpiji 3 kilo ini. Dari mulai agen sampai dengan warung, indomaret, alfamart, alfa midi sampai warung bu Agus (tetangga sebelah) didatangi. hasilnya stok habis!. Tidak putus asa, lanjut ngubek warung seisi komplek rumah. Alhamdulillah, akhirnya nemu juga satu warung yang masih nyimpen stok 4 tabung lagi. Dibelilah 2 diantaranya dan lanjut pulanglah kami. Akhirnya aktivitas dapur minggu itu pun terselamatkan....
Baru ngeh ada tulisannya
Satu hal yang baru ngeh, setelah sekian lama beli tabung gas jenis 3 kilo ini, ternyata ditabung elpiji 3 kilo itu memang ada tulisan untuk keluarga miskinnya yah? selama ini sih sebenarnya sudah tau kalo elpiji jenis ini memang harusnya dijual untuk kalangan kurang mampu. mengingat ini ada subsidi pemerintahnya, makanya harganya (katanya) bisa lebih murah dari seharusnya. Tapi dikirain hanya berbentuk himbauan saja, nggak sampai dituliskan ditabungnya. Apalagi kalau dihitung-hitung bikin tulisan itu pun pasti ada biayanya. Apalagi tulisannya sering dicetak ulang ketika tabungnya direkondisi (diremajakan, red).
Sudah menjadi rahasia umum jika dinegara ini untuk produk yang (katanya) disubsidi pemerintah memang selalu salah sasaran. Bukan hanya tabung gas elpiji 3 kilo, BBM jenis premium juga setali tiga uang. Saya berani memastikan subsidinya pasti nggak tepat sasaran. Karena yang beli tabung tabung gas jenis 3 kilo banyak yang ternyata sangat mampu secara ekonomi keluarganya. Begitupun dengan premium, yang isi pun bukan hanya kendaraan masyarakat golongan menengah bawah saja, tapi kalangan atas pun sama saja, beli premium. Bahkan mobil yang jelas-jelas berbandrol mahal pun, bbm nya banyak yang masih isi premium.
Gengsi disebut orang miskin
Sebagai pemakai tabung gas elpiji, memang kadang kita dihadapkan pada situasi dilema. Disatu sisi, kadang kita gengsi disebut orang miskin, tapi lain belinya elpiji 3 kilo. Padahal untuk beli elpiji 12 kilo pun sebetulnya kita mampu. Beberapa alasannya kadang klise, tabung 3 kilo lebih mudah dibawa, karena belinya bisa ditenteng pake motor sendiri. Pengecernya pun lebih banyak. Meskipun sering banget stoknya hanya kebagian sedikit dari agennya. wajar, karena distribusinya sering tidak merata (plus lebih sering tersendatnya dibanding lancarnya).
Setuju nggak ???