aLamathuR.com - Apa yang membuat sebuah tulisan layak untuk dikomentari? Setiap orang tentu mempunyai pendapatnya masing-masing mengenai hal ini. Memang tak ada yang baku dalam dalam hal penilaian yang sifatnya relatif seperti dalam persoalan ini. Jujur, saya sendiri kadang kebingungan sendiri dalam menjawab pertanyaan seperti ini. Tapi setelah dalam beberapa hari ini berkunjung ke blognya Anda-anda semua, dan membandingkan berbagai gaya menulis yang dipakai, akhirnya saya mendapatkan sedikit pencerahan mengenai hal ini.
Latar Belakangnya...
Bulan lalu saya berkunjung ke salah satu blog yang saya sendiri secara tidak sengaja menemukannya melalui sebuah link dari blog lain. Ada sebaris kalimat yang menggelitik yang tertera pada blog tersebut, kira-kira isinya begini:
Blog ini sudah do-follow, jadi sebelum Anda beranjak untuk meninggalkan blog ini, jangan lupa untuk meninggalkan komentar dalam postingan saya! terima kasih..
Beberapa saat setelahnya, teman khayalan saya yang bernama "Mr Egonyaku" menyapa saya dan berkata setengah memerintah.. Dia membisikan saya untuk segera mengomentari apa yang saya temukan dalam blog kawan saya diatas. "Ingat, hari ini kamu harus menulis (lagi)... dan inilah topik yang kamu harus bahas untuk tulisan hari ini..." ujarnya.
Saya pun Menemukan Alasannya...
Akhirnya dengan pedenya, saya terpengaruh juga untuk mengangkatnya menjadi topik tulisan saya hari ini, judulnya : "Lagi-lagi Tentang Komentar". Idenya sih sederhana saja, hanya mengumpulkan beberapa temuan saya tentang kriteria sebuah tulisan yang layak untuk dikomentari, setelah melakukan studi banding ke blog-blog milik tetangga tentunya... tapi, sebelumnya, harap Anda catat: INI HANYALAH SEBUAH OPINI PRIBADI, Anda boleh setuju boleh juga tidak. Dan inilah yang saya temukan...
Temuan Pertama: ...pada blogger kontroversial
Sebagian orang akan cenderung lebih tertarik untuk berkomentar pada sebuah tulisan yang benar-benar berbeda, bahkan cenderung dianggap kontroversial! Hal ini sangat wajar mengingat secara manusiawi, setiap orang tentu memiliki ego masing-masing yang hampir dipastikan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ego ini biasanya akan cepat terpancing ketika manusia dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang bertolak belakang dengan apa yang dianggap benar menurut dirinya. Dalam hal menulis pun demikian, seseorang pasti akan lebih penasaran untuk menimpali atau memberikan respon terhadap tulisan yang tidak umum, atau kontroversial. Jadi, jika saat ini Anda memilki keberanian untuk menjadi seorang penulis kontroversial, maka tulisan dalam blog Anda pasti akan laku kerasss dan akan dijejali dengan "diskusi hangat" didalamnya, penuh dengan komentar pro dan kontra... Contoh penulis kontroversial (sekaligus sedikit provokatif) bisa ditemui pada blog Erianto Anas (saya biasa memanggilnya dengan sebutan Pak Guru Anas)
Temuan Kedua: ...pada blogger spesialis tutorial
Kecenderungan berikutnya, saya temukan pada tipe blog yang berisi tutorial atau penjelasan step-by-step terhadap suatu sesuatu hal. Contoh untuk tipe blog seperti bisa Anda temukan dengan mudah, baik dari blogger yang mengaku dirinya master sampai dengan blogger newbie yang mengaku ikut-ikutan saja membuat tutorial yang dianggapnya lagi nge-trend dan banyak dicari orang. Saya perhatikan bermacam-macam komentar yang mengekor panjang dibawah postingan bertipe tutorial ini. Isinya sebagian besar hanya kalimat-kalimat singkat, seperti 'sekedar ucapan terima kasih', atau sekedar menulis 'nice info gan' (baca: nice info syndrome invasi blogger dan forum). Hanya beberapa pengunjung saja yang memanfaatkannya sebagai lahan diskusi dengan membuat pertanyaan terkait apa yang sedang dibahas. Jika si empunya blog cukup responsif maka diskusi dalam kolom komentar bisa panjaaaang... dan 'menjadi lebih berisi'. Tapi lain lagi jika si empunya blog tidak responsif, maka jejeran pertanyaan dan komentar yang ada hanya akan menjadi hiasan yang tak lebih dari sekedar pajangan dan 'kentut' (begitu Pak Guru Anas mengistilahkannya)
Temuan Ketiga: ...pada blogger gado-gado
Temuan saya untuk tipe blog gado-gado seperti ini, sebenarnya jauh lebih kompleks. Tapi dari beratus-ratus blog yang pernah saya kunjungi, saya temukan benang merahnya seperti ini bahwa ternyata ramai tidaknya komentar dalam suatu tulisan/ posting blog gado-gado bisa tergantung kepada:- Gaya bahasa penyampaian si penulis. Makin enak dibaca tulisannya, makin mudah pengunjung untuk memahami maksud si penulis. Hal ini bisa memancing pengunjung untuk ikut memberikan komentar atau pandangan terhadap apa yang dibacanya, MESKIPUN INI BUKAN JAMINAN !
- Kehangatan topik yang diangkat. Makin hangat topik yang dibahas, biasanya semakin banyak orang tertarik untuk ikut berkomentar. MESKIPUN INI BUKAN JAMINAN !
- Provokasi si pemilik blog dalam memancing pengunjung untuk mengomentari apa yang ditulisnya. Makin pintar si pemilik untuk memprovokasi pengunjung, makin penasaranlah pengunjung untuk berbagi pandangan terhadap topik yang diangkat, MESKIPUN INI BUKAN JAMINAN !
Setelah saya secara panjang lebar menulis dari A-Y (menyusul Z). Apakah Anda menangkap maksud dari apa yang saya tulis kali ini? saya yakin beberapa diantara Anda malah lebih bingung karena saya tahu tulisan ini sangat 'berbelit-belit'. Tak apalah, jika Anda menganggapnya demikian, berarti saya sukses memancing Anda untuk membaca tulisan ini dari paragraf awal sampai akhir, itu sudah cukup bagi saya...
Saya berharap beberapa opini yang sudah saya sodorkan kepada Anda dalam tulisan kali ini bisa Anda cerna kembali secara sederhana. Dengan pemahaman Anda sendiri.... Karena sampai detik ini pun secara pribadi saya menyadari bahwa inilah waktunya saya untuk belajar. Belajar untuk menulis. Belajar untuk menuangkan gagasan dan pemikiran... Belajar untuk membuat Anda tertarik untuk berdiskusi dengan saya... disini, di blog ini. Hari ini, detik ini juga... dalam sebuah tulisan berjudul : "Lagi-lagi Tentang Komentar"
Saya berharap beberapa opini yang sudah saya sodorkan kepada Anda dalam tulisan kali ini bisa Anda cerna kembali secara sederhana. Dengan pemahaman Anda sendiri.... Karena sampai detik ini pun secara pribadi saya menyadari bahwa inilah waktunya saya untuk belajar. Belajar untuk menulis. Belajar untuk menuangkan gagasan dan pemikiran... Belajar untuk membuat Anda tertarik untuk berdiskusi dengan saya... disini, di blog ini. Hari ini, detik ini juga... dalam sebuah tulisan berjudul : "Lagi-lagi Tentang Komentar"
saya berkomentar di blog ini...karena blog ini mulai kontroversi...dan provokatif...haha...
ReplyDeletejujur dari lubuk hati paling dalam Pak, saya agak kesindir dengan kata-kata blogger gado-gado...kayaknya saya banget ini...hiks..hiks...
tapi tak apalah...pendapat ea pasti beda...
selain itu kata-kata "meskipun ini bukan jaminan" membuat saya harus buka puasa cepat" karena butuh energi extra buat mikiran gimana caranya agar orang seperti Bapak sudi datng ke blog saya..hehehe...
+ Ayub Adiputra: ahhh, istilah provokasi dan kontroversi kan ide awalnya nemu di tempatnya Pak Guru Anas Syukur2 kalo Anda ikut tergugah juga.. hahaaaa..
ReplyDeleteMengomentari soal beberap posting Mas Ayub, terutama yang 'Posting bukan karena mood'.. itu juga saya pikir sangat bagus..
Hhm...benar mas.
ReplyDeleteSejauh pengalaman saya dan ditambah dg pemetaan yg mas tulis ini, saya membayangkan ada 4 peluru yg hrs kita tembakkan agr impian mendptkan komentar "asli" itu bisa kita capai:
1. Setiap kita (siapa yg tergiur tentunya) menulis serial postingan spt ini. Soalnya pengunjung kita kan gak sama. Tp dg tersebarnya tulisan spt ini pd byk blog maka akn semaki byk terjadi proses "cuci otak" thd kita semua...
2. Setelah itu kita berikan contoh untuk stiap menulis komentar benar-benar komentar di mana saja (ini dah jd ciri khas komentar mas dimana-mana saya lihat).
3. Dan selaku tuan rumah, spt mas tulis,kita jg hrs responsif utk setiap komentar yg masuk. Jgn komen pengunjung 4 pargaraf, kita balas cuma 1 kalimat. Setiap membalas, usahakan sisipkan problem baru yg menggantung. Nah kadang ujung balasan kita itu jg disambut oleh pengomentar berikutnya. Jd setiap baris komentar itu dah berserakkan sejumlah isu yg memancing komentator berikutnya utk berdebat. Tinggal masing2 mereka milih ke isu mana mereka plg konsen....jd ada efek berantai
4. jika 1 sampai 3 dah berhasil, itu proses "cetak birunya" dah berjalan, maka posting aja semabrang tema, asal jgn tutorial,hmpir bisa dipastikan komentator dah saling berpacu perang "muntah"... sampai kita jd kewalahan sbg pemimipin diskusi ha ha ...
------------------------------------------
*saran nih mas, kalau mas setuju:
Buang aja kalimat MESKIPUN INI BUKAN JAMINAN! Soalnya kalimat sebelumnya kan dah memompa "adrenalin" tuh. Tp dg ditutup kalimat ini, tekanan psikologisnya jd turun mas.
+ Pak Guru Anas: Jika belum terbiasa, menulis komentar 'asli' memang butuh perjuangan keras untuk berpikir dalam menyusun kalimat per kalimat.. tapi ketika budaya tersebut sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, maka dengan sendirinya proses merespon tulisan orang itu akan terasa mudah..
ReplyDeleteSoal saran menghilangkan MESKIPUN INI BUKAN JAMINAN!, saya pikir2 lagi ternyata ada benarnya juga... tapi gapapalah.. biar para pemilik blog gado2 nya juga tidak terlalu shock! hehehee...
Ha ha .. iya benar juga mas. Pas nulis komen itu tadi saya dah pratiin betul kalimat blog gado-gado. Okey, bijak mas pertimbangannya..
ReplyDelete* saking semangat nulis komen saya jadi lupa: Makasi byk mas dah review blog saya satu paragraf. Bravo aLamathuR!
wah..klau kata-kata yang itu dihapus nanti yang kesindir cuma saya saja Pak yang sudah sempet membaca artikel yang lengkap...hahag...tidak adil donk...puasa dosa loh Pak...
ReplyDeletesekarang tempat diskusinya jadi 2 tempat ea Pak? Blogernas dan Alamathur...hehehe
Iya makanya mas Ayub. Tp Pak Anas ini kan gak tidur dari kemaren, jadi matanya dah mulai lemot.. sehingga gak teliti lagi.
ReplyDeleteMas Ayub: ada M.150 gak?
+ Pak Guru Anas: kalo Pak Guru ngga tidur.. itu karena waktunya dipake nulis.. idenya takut keburu pada kabur.. nah klo qt ga tidur, pasti lagi maen kartu atw ngeronda.. wkwkkk...
ReplyDelete+ Pak Guru & Mas Ayub: btw, M150 itu nama produk minuman supleman y? wadduhh.. merangkap marketing juga nih Pak Guru kita.. hahahaaa...
hahag...
ReplyDeletesaya pakenya kratingdaeng Pak...jangan"Pak Guru di rumah jadi sales M150 nie...
hehehe...
Maaf Pak Athur malah promosi...haha
+ Ayub Adiputra: hayoo.. itu jg promosi merk.. permintaan maaf diterima... hahaaa..
ReplyDelete